Malam ini sudah tiga cawan sake dia habiskan.
Hari-harinya memang tak pernah lepas dari minuman khas Jepang ini, kebiasaan
tersebut muncul sejak dia pertama kali menginjakkan kaki di negeri matahari
Jepang.
***
Sebut saja dia Sky. Dia adalah anak dari seorang
navigator sebuah kapal dagang dari Inggris. Waktu itu Sky masih berumur dua
tahun, rambutnya yang pirang dan bergelombang, mata sipit dengan bola mata yang
berwarna biru, dan bibir tipis yang menghiasi wajahnya. Sky adalah anak dari
sepasang suami istri yang berbeda Negara, ayahnya Inggris dan ibunya berasal
dari Jepang. Namun sayang, Sky kecil yang malang ditinggal lari oleh ibunya
sewaktu dia masih berumur sekitar dua bulan .
Dan sang ayah karena pekerjaannya, ia tak
bisa mengurus Sky. Sky pun dititipkannya kepada seorang wanita paru baya
bernama Elin. Elin adalah seorang wanita yang hidup sendiri, dia janda dan
ditinggal pergi oleh ketiga anaknya. Karena itulah kehadiran Sky menjadi sebuah
kebahagiaan yang ia nanti-nantikan dalam hidupnya.
Karena saking jarangnya Sky bertemu dengan
sang ayah membuat Sky jadi susah untuk mengingat rupa ayahnya. Dalam kurun
waktu satu tahun dia paling hanya bisa bertatap muka dalam waktu yang sangat
singkat dan membuatnya canggung bila bertemu dengan ayahnya.
“Kelak kau
akan tumbuh besar dan kuat nak, hadapilah dunia dengan caramu! Kembangkan
lebar-lebar layar semangatmu dan berlayarlah di dunia yang penuh dengan
tantangan ini!” Dengan suara
seraknya sang ayah mencoba berbicara kepada anaknya yang menatap lugu karena tak
mengerti dengan yang di ucapkan oleh ayahnya.
Setelah memberikan beberapa uang untuk
kebutuhan anaknya, si ayah kembali berlayar menuntun arah kapal dari negara
satu ke negara lainnya.
***
Hari itu dibawah terik matahari, suasana duka
sedang menyelimuti kota London. Elin yang selama ini merawat dan membesarkan
Sky pergi meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Tak tampak kesedihan dari
wajah Sky, namun jauh di lubuk hatinya dia sangat merasakan kehilangan.
Saat itu Sky sudah tumbuh dewasa, umurnya
sekitar dua puluh tahun. Perawakannya yang tinggi sedang, tubuh yang sedikit
kurus, dan dengan rambutnya bergelombangnya yang dikuncir kebelakang duduk
termenung menatap batu nisan sang pengasuhnya sejak kecil. Entah akan sesunyi
apakah hidupnya setelah ini, sebab orang yang selama ini sering menghiburnya,
memanjakannya, dan ang sering memarahinya sudah tak dapat dia jumpai lagi. Sky
akan sangat merindukan suasana saat hidup bersama Elin.
Ditengah lamunannya, sang ayah yang kebetulan
menghadiri resepsi pemakaman menghampirinya dan duduk disampingnya.
“Kau
sekarang sudah besar nak, sudah saatnya ayah menunjukkan sesuatu yang tak
pernah kau ketahui sebelumnya. Tadi malam ayah tak sengaja menemukan sebuah
kotak yang selama ini ayah anggap telah hilang.” Sambil memperlihatkan kotak yang dimaksud. Di dalam kotak ini tersimpan beberapa
kenangan ayah dan ibumu, dan salah satunya adalah ini.” Sambil menunjukkan
selembar foto yang telam kusam.
Sky tetap diam dan menatap nanar kerah foto
tersebut. Di dalam foto itu ada sesosok pria perkasa dan seorang wanita yang
sedang menggendok seorang bayi laki-laki.
“Ya, itu
adalah ayah, ibu dan kau yang masih kecil.”
Lanjut sang ayah. “Kemarin ayah mendapat
informasi bahwa sekarang ibumu berada di tanah kelahirannya Jepang, dan dia bekerja
sebagai perancang busana terkenal di Kyoto. Pergi dan carilah ia, sampaikan
salam dan perminta maafan ayah untuknya”. Kemudian sang ayah pergi
meninggalkan Sky yang masih termenung menatap foto itu.
Hari itu telah menjadi hari terakhir untuk
Sky bertemu ayahnya. Sebulan setelah kepergian Elin, telah beredar berita di
televisi maupun surat kabar tentang sebuah kapal dagang dari Inggris yang
terbakar di tengah sungai Manhattan, Amerika. Kapal itu adalah kapal yang
ditumpangi ayah Sky. Belum jelas kenapa kapal itu terbakar, yang pasti tak ada
rasa sedih sedikitpun dari Sky karena kehilangan sang ayah. Sebab lautan telah
menghanyutkan ikatan batin antara seorang ayah dan anaknya yang sering
ditinggal berlayar.
Seminggu sudah berlalu sejak berita tentang kecelakaan
kapal yang menewaskan banyak armadanya, Sky memutuskan untuk mengikuti apa yang
sudah disarankan oleh almarhumah ayahnya. Dia pergi menuju Negeri Jepang untuk
mencari sosok ibu yang sama sekali belum pernah dia temui. Hanya selembar foto
yang diberikan sang ayahlah yang menjadi petunjuk Sky untuk menemukan ibunya.
Hari ini tepat pukul enam pagi Sky berangkat
menuju Jepang dengan keberangkatan yang pertama. Dengan perbekalan yang
seadanya dan berbekal keberanian untuk menjelajah negeri yang hanya dia kenal
lewat buku.
Bersambung.
Cuplikan
episode selanjutnya.
Sedari tadi gadis Asia itu terus memadang Sky
yang duduk di samping tempat duduknya. Gadis itu terlihat sangat enerjik dan
dan lincah. Namun karena Sky yang sejak kecil memang seorang yang pendiam, dia
sama sekali tak menghiraukan ada seorang gadis yang sejak awal penerbangan
sudah memperhatikan dirinya.
Penerbangan kali ini ditemani dengan cuaca
yang sangat cerah. Sky duduk disamping jendela dan menatap langit biru tanpa
awan. Dia berfikir kenapa kedua orang tuanya memberi nama Sky yang artinya
langit. Mungkin mereka menginginkan anak laki-lakinya ini memiliki semangat
hidup yang seluas langit.
Tanpa sepengetahuan Sky, gadis it uterus
memperhatikan gerak-gerik Sky, dan kali ini Sky mulai merasa risih.
”Dari tadi ku perhatikan kau selalu memperhatikanku, apa ada yang
salah?” ucap Sky yang mulai bingung dengan sikaf gadis itu.
Gadis itu hanya membalas
kata-kata Sky dengan seulas senyum.
“Hey, apa aku sedang berbicara dengan sebuah patung wanita yang
memiliki senyum misterius Monalisa?” Lanjut Sky lagi, dan kali ini diiringi
oleh tawa kecil sang gadis dan membuat Sky semakin bingung.
Belakangan diketahui gadis
Jepang itu bernama Rein. Dia adalah seorang mahasiswa semester awal jurusan
musik di Universitas Harvard. Namun dia terpaksa memutuskan studinya karena
ibunya yang berada di Jepang sedang sakit keras. Wajah Rein bulat dan memiliki
mata kecil yang menggemaskan. Umurnya sekitar delapan belas tahun, dua tahun
dibawah Sky. Dan Rein lah orang Jepang pertama yang dikenal Sky.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita berbagi dengan mengomentari postingan ini.. haha