Dihari
pertama aku menduduki kelas 2 aliyah, di dalam sebuah kelas yang paling kumuh
diantara kelas-kelas yang lainnya di sekolah kami. Agama, ya Agama adalah
jurusan yang ku pilih bersama dengan 23 murid lainnya. Awalnya aku dan Ozan tak
ingin masuk kelas ini, namun seakan mengikuti sebuah ilham kami serentak
melapor ke pihak komite sekolah untuk mengganti kelas yang kami pilih. Yang
awalnya aku ingin masuk kelas IPA dan Ozan yang ingin masuk kelas Bahasa.
Baik,
sebelumnya aku ingin menceritakan sedikit tentang Ozan. Dia adalah orang paling
narsis yang pernah ku kenal saat menginjakkan kaki di aliyah. Kami bertemu pertama kali saat tes pertama
agar bisa masuk di sekolah ini. Awalnya aku agak ilfil sama ni anak, soalnya
dia orangnya baru ketemu aja sudah sok akrab gitu. Tapi tak apalah daripada aku
nggak ada teman, maka ku angkat lah dia sebagai seorang teman dan hingga naik
pangkat menjadi seorang sahabat yang sampai saat ini kami masih sering
melakukan sesuatu bersama-sama (tapi kami bukan pasangan homo!!).
Coba bayangkan saudara-saudara! Belum resmi
jadi murid sini aja dia udah berani godain cewek, yang saat itu juga ikut tes.
Aku yang saat itu masih polos (belum
terkontaminasi virus gila) ngikut aja, biar sekalian belajar bagaimana nanti
strategi untuk bisa dapat pacar. Kekekekek. DAN TERNYATA ITU AMPUH!! Tapi belum
saatnya untuk membahas masalah ini.