Bukan diary, hanya catatan sembarangan dari keseharian anak yang hyper aktif

Minggu, 20 Januari 2013

my canvas

Mungkin kalian ingat dengan pelajaran kesenian menggambar waktu kalian masih duduk di bangku TK atau SD?? Pasti gambar kita tak pernah lepas dari pemandangan seperti langit, gunung, matahari, pantai, awan, bulan, bintang, pohon, dan lainnya. Kali ini aku akan bernostalgia dengan gambar-gambar tersebut. Mungkin bagi banyak orang gambar ini tak memiliki nilai seni yang tinggi, namun bagiku saat menggambar semua ini dengan menggunakan photoshop benar-benar membuat imajinasi kekanak-kanakanku bermain dengan bebasnya. Aku berasa kembali menjadi diriku di masa lalu, gendut, putih, dan rapi. Sangat jauh beda dari aku yang sekarang.
Dan ini adalah hasil dari coret-coretku yang hanya menggunakan brush di photoshop cs 4

masa lalu


so far away

di antara mereka

don't be scare

haratay


owl

alone

sunset


spur

everest




W.T.F
where is the freedom
fauziphowo.blogspot.com

thank's to
cold play atas lagu paradise yang udah jadi inspirasi untuk nostalgia ini

paradise














Kamis, 10 Januari 2013

Dokumentasi Paranoid Teater Tunas Banua Man 2 model Banjarmasin.

Minggu, 16 Desember 2012 kemarin Teater Tunas Banua berhasil mementaskan naskah PARANOID naskah dari Abang kami, Abang Riza Rahim. Kebetulan yang nyutradarain ni penggarapan aku sendiri. Ini merupakan garapan ketiga, pertama bersama Teater Tunas Banua juga aku bawain naskah PARADOX yang juga naskah dari abang Riza, kedua aku garap drama komedi bersama teman-teman satu jurusan kuliah dan yang dibawain naskah aku sendiri yang berjudul "jangan asal pilih" kalo nggak salah. hehe
Dari garapan Paradox kemarin kami berhasil memborong satu piala, yaitu saudari kami yang bernama Lintang berhasil mendapatkan penghargaan aktris terbaik. Dan untuk garapan komedi ku berhasil meraih juara 2, dan mendapat aktor terbaik. Nah yang nyabet tu penghargaan aktor terbaik adalah...(rahasia).

Nah naskah Paranoid yang berkonsepkan absurd ini benar-benar menguras tenaga, waktu, serta segala materinya. Beberapa tugas kuliah, middle tes, bahkan final test sekaligus. Tapi syukurnya semua bisa disusul dan ini berkat motivasi dari seseorang. hhe. Dan dengan latihan yang keras, para pemain pun banyak yang mengalami keseleo, karena di garapan ini memerlukan olah tubuh yang lumayan rumit.

Langsung saja, tanpa banyak kata-kata yang harus diketik, aku tunjukin aja deh dokumentasi penggarapan PARANOID di ajang festival teater modern se Kalimantan yang diselenggarakan oleh Teater Kita Banjarmasin. 

Fotografer : Saudari kami Siti Rosyidah Hamdan


di balik layar










                          Ironis
                          Gontai meniti jalan
                          Gurita derita berima di mata
                          Luka di jahit namun koyak pula
                          Berita itu pergi terbang gelantungan di purnama
                          Jauh dari tenteram

                          Siapa pandai berdusta?
mengaku cinta tepi berlaku durjana
Siapa pandai berdusta?
berlagak menolong lalu menindas
Siapa pandai berdusta? (lagu untuk adegan terakhir, PARANOID, karya Riza Rahim)

Teater Tunas Banua mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-4 untuk Teater Kita Banjarmasin
Tunas Banua..BEBASKAN EKSPRESIMUUU!!!!!!
Ini ni para kru dengan semangat dan kerjasama mereka yang luar biasa, sempat mendapatkan gelar grup teater militer dari penonton dan panitia karena kerja mereka yang rapi. Manajemen diri yang bagus, sehingga membentuk manajemen kelompok yang kuat.
Tetap keren dan rendah hati ya adik-adikkuuuuuuu... :)
TAI KUUUUCIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIING!!!!
(pasword kalo lagi foto sehabis pagelaran, hhe)


yang sebelah kanan itu Rosi sang fotografer yang juga termasuk dalam keluarga besar Tunas Banua


Terimas kasih banyak untuk semuanya.

Terima kasih juga kepada keluarga kecilku, Sanggar Anam Banua Banjarmasin atas suport dan udah memberikan dorongan untuk garapan ini. Dan kepada Abang Riza (yang dorong vespa) beserta istri Ka Riena Rahim yang juga anggota Sabggar Anam Banua makasih. Pauzan (yang baju putih, Revi (yang di depan) bersama mereka-mereka inilah aku bekerja, mereka adalah keluarga, sahabat sejak kami di Tunas Banua sampai sekarang di sanggar kami tercinta Sanggar Anam Banua Banjarmasin (bisa dikatakan terbentuknya sanggar Anam Banua, karena anggota pelopor Teater Tunas Banua lulus sekolah dari Man 2 Model Banjarmasin agar kami tetap memiliki satu wadah untuk berkarya bersama-sama).



Dan inilah hasil dari jerih payah dan doa kai selama sebulan lebih, Teater Tunas Banua berhasil membawa pulang tiga penghargaan sekaligus, yaitu
penata artistik terbaik
sutradara terbaik
dan penyaji terbaik satu festival teater modern se-Kalimantan
(dok. Metro Banjar)
"Berlatih hingga kaki terkilir"
dalam foto ini masih sempat-sempatnya bubuhan Tunas meminta foto pake pasword tai cuking. hha

Tetap berjaya Tunas Banua, ingat ilmu padi, ilmu botol, dan ilmu-ilmu positif lainnya.
sekali lagi "Teatp keren dan rendah hati"
sampai ketemu pada produksi selanjutnya
TUNAS BANUA
BEBASKAN EKSPRESIMUUUU!!!!!!!

thank's to 
Allah SWT
Nabi Muhammad saw,
Orang tua serta guru-guru kami
dangsanak-dangsanak Sanggar At-Ta'dib yang sudah suport dan mendoakan
dan semua pihak yang sudah suport kami. terima kasih banyak.