Dihari
pertama aku menduduki kelas 2 aliyah, di dalam sebuah kelas yang paling kumuh
diantara kelas-kelas yang lainnya di sekolah kami. Agama, ya Agama adalah
jurusan yang ku pilih bersama dengan 23 murid lainnya. Awalnya aku dan Ozan tak
ingin masuk kelas ini, namun seakan mengikuti sebuah ilham kami serentak
melapor ke pihak komite sekolah untuk mengganti kelas yang kami pilih. Yang
awalnya aku ingin masuk kelas IPA dan Ozan yang ingin masuk kelas Bahasa.
Baik,
sebelumnya aku ingin menceritakan sedikit tentang Ozan. Dia adalah orang paling
narsis yang pernah ku kenal saat menginjakkan kaki di aliyah. Kami bertemu pertama kali saat tes pertama
agar bisa masuk di sekolah ini. Awalnya aku agak ilfil sama ni anak, soalnya
dia orangnya baru ketemu aja sudah sok akrab gitu. Tapi tak apalah daripada aku
nggak ada teman, maka ku angkat lah dia sebagai seorang teman dan hingga naik
pangkat menjadi seorang sahabat yang sampai saat ini kami masih sering
melakukan sesuatu bersama-sama (tapi kami bukan pasangan homo!!).
Coba bayangkan saudara-saudara! Belum resmi
jadi murid sini aja dia udah berani godain cewek, yang saat itu juga ikut tes.
Aku yang saat itu masih polos (belum
terkontaminasi virus gila) ngikut aja, biar sekalian belajar bagaimana nanti
strategi untuk bisa dapat pacar. Kekekekek. DAN TERNYATA ITU AMPUH!! Tapi belum
saatnya untuk membahas masalah ini.
***
Siang
itu di kelas kami yang baru kami berebut tempat duduk, posisi menentukan
segalanya!! Dan posisi yang baik menurut kami adalah posisi duduk paling
belakang. Tapi sayang Aku yang datang agak terlambat kehabisan tempat di
belakang, dan terpaksa menempati posisi duduk paling depan.
Hari
ini, detik ini, dan di kelas ini lah segala kegilaan dalam hidupku bermula!!!
Kelas
baru, suasana baru, bau busuk air suci anjing beserta sedikit kotorannya (ini
adalah anjing tetangga yang biasa berkeliaran di lingkungan sekolah kalonya
malam), papan tulis butut, foto-foto
pahlawan yang sudah dimakan rayap, guci-guci karya siswa terdahulu yang masih
setia menghiasi kelas baru bagi kami namun busuk sudah keadaannya ini. Posisi
menentukan segalanya. YA!!! Itu benar. Mungkin nasib ku sebagai anak yang
memiliki kehidupan suram ini takkan
berubah seandainya tak bertemu dengan para orang gila ini. Mereka adalah Sarbani,
Fadil, Sumbit, dan Ozan. Bersama mereka lah Aku akan menjalani kehidupan
sekolah sampai lulus nanti.
Disini
lah aku melihat bahwa takdir Sang Illahi itu nyata. tempat duduk kami saling
berdekatan, karena itulah kami jadi lebih sering ngobrol, bercanda, dan saling
membanting satu sama lain. Memang, mereka adalah sahabat tersadis yang mungkin
takkan pernah kalian temui di belahan bumi dan antariksa sekalipun.
Mungkin
kalian yang membaca artikel ini tak mempercai salah satu hal ganjil pada diri
kami. Bahwa diumur kami yang sudah tidak bisa dikatakan anak kecil lagi, kami
masih menggemari sebuah film anak-anak yang berjudul TELETUBIES. Ini adalah
sakit jiwa berjamaah pasal 1 ayat 1 di undang-undang kegilaan kami.
***
Di
sekolah kami selalu meakukan hal baru dan berbeda dari siswa lainnya. Kami
biasa ke sekolah naik sepeda sedangkan kami hidup di zaman sepeda motor adalah
segalanya, tanpa sepeda motor seseorang bisa dianggap hina. Ini nyata! Kami
biasa bawa bekal makanan ke sekolah, dan tak nanggung aku sendiri pun pernah
membawa bekal dengan rantang berbentuk hati. Sebenarnya itu bukan rantang,
lebih tepatnya bekas tempat mentega. Dan rantang ini yang biasa menjadi tempat
untuk menyembunyikan HP saat ada razia.
Yang
gila itu Bani, dia biasanya Cuma bawa rantangnya aja, nasi sama lauknya dia
beli di kantin sekolah. Ada lagi si Fadil, dia biasa bawa nasinya aja, lauknya
ngerampok punya kami. Yang parah itu si Ozan dia nggak bisa makan yang
macam-macam, karena alerginya nggak bisa makan yang enak-enak, kalau Azmi yang
biasa bawa lauk paling enak, yang seadanya itu aku, cumin nasi putih dengan
telur mata sapi yang dikasih kecap. Tapi inilah keadaanya, yang bawa lauk enak
biasa kerampokkan dan yang bawa lauk biasa aja akan berada posisi aman.
***
Dihari
kedua setelah menempati kelas baru, kelas kami kedatangan dua murid baru yang
berasal dari pesantren yang sama, yang satu agak tengil namanya Bos, dan yang
satu lebih cool namanya Isak, pertama kali liat mereka berdua lebih terkesan
preman dan psycopat. Tapi tenang mereka berdua anak yang soleeh. Selain soleh
mereka juga mudah bersahabat.
Pada
suatu hari, saat pulang sekolah Bos yang kebetulan rumahnya satu arah dengan
Bani ngajak pulang bareng. Yah, ternyata Bos juga mau ngikut lifestyle kami.
Kaya ke sekolah naik sepeda dan bawa bekal makanan. Nah, pada suatu ketika si
Bani ngajarin hal buruk kepada Bos.
“Kau
mau tau caranya biar kita bisa sampai rumah dengan cepat??”
“Boleh,
Bagaimana caranya??” Bos menimpali
“Look
at me!” Kata Bani lagi.
Ini
adalah cara yang tak boleh ditiru saat kita berada di jalan. Yaitu bersepeda
sambil berpegangan pada mobil pick up yang sedang melaju di jalanan. Bos yang
tak ingin terlihat takut mencoba memberanikan diri mengikuti ide metode gila
ini. Namun sayang pada usahanya yang pertama Bos mengalami kegagalan.
Saat
ada sebuah angkot yang melintas, Bos langsung berpegang kuat pada bagian
belakang angkot. Namun naas!! Angkot menepi ke sebelah kiri jalan karena ada
seorang penumpang yang minta di turunkan. Dan disaat yang sama ada angkot yang
lain memcoba menyelip lewat sebelah kiri dan itu membuat Bos terjepit dia antara kedua angkot tersebut.
Bos
yang takut terjepit di antara angkot melepaskan pegangannya, dan itu membuat
sepedanya oleng dan jatuh. Melihat hal itu Bani malah mentertawakannya. Jangan
heran di antara kami, kalau ada salah satu yang seding bersedih, tertimpa
musibah atau yang lainnya itu bukannya di kasihani, tapi malah di tertawakan!!
“Ah
sialan kamu Baan, bukannya tanggung jawab malah mentertawakan!!” Kata Bos sambil
meringis kesakitan.
“Aaah,
makanya nanti harus dilatih!! Hahaha” Sahut Bani tanpa ada rasa kasihan sedikit
pun.
“Aku
nggak mau lagi coba yang beginian!!”
Melihat
keadaan Bos yang semakin menderita akhirnya Bani menolong namun masih dalam
keadaan mulut mangap karena tertawa.
Ingat
saudara-saudara, jangan pernah mau mencoba ide gila dari seorang yang memang
gila. Dan ini adalah pelajaran berharga saat kita berlalu lintas.
NAPAK TILAS
“ HAH!!
Empat hari?? Jalan kaki?? Keluar masuk hutan?? Ajiiiiiiiiiiiiiiiiib!!! Kapan
itu Bang??”
“Dua
hari lagi, kau ajak teman-temanmu, kebetulan banyak anggota pramuka kita yang
nggak bisa ikut.”
“Wah,
boleh lah kalau begitu,butuh berapa orang Bang??”
“Kita [erlu
sepuluh orang ni Wo dan kita kekurangan tiga orang lagi.”
“Okelah,
nanti kalo aku dapat pasukan, aku bakal kasih tau kau Bang.”
“Siiip,
ditunggu laporan selanjutnya!!”
“Siap
kemendaaan!!!”
Aku
dapat kabar dari salah seorang senioran pramuka, bahwa nanti di daerah
Kandangan bakal diadakan acara napak tilas selama empat hari. Emang tiap
tahunnya disana ada acara kaya gini.
Saat ku
ceritakan kabar ini sama teman-teman, ternyata
Ozan, Bani, dan Fadil tertarik untuk ikut. Kalo Ozan memang anak pramuka
dan sebelumnya juga pernah ikut acara ini.
Mantap ae mun kaitu tulakan ae kami.
***
Tiba hari keberangkatan, dengan
bekal makanan, pakaian, dan uang yang seadanya kami mulai petualangan ini
dengan sedikit berita duka. Berita duka ini dialami oleh Bani yang ditolak
mantannya untuk balikan. Sebelumnya dia bernazar, andaikata dia ditolak maka
dia akan memotong semi gundul rambutnya. Dan itu benar-benar dia lakukan
setelah ditolak. Ini adalah sakit jiwa tingkat langit ke tiga. Ditambahkan oleh
berita duka lainnya, bahwa mantannya yang lain juga akan segera dinikahkan
dengan seorang sarjana dokter dan itu membuat perjalanan ini semakin
menyedihkan.
Hari ini tak biasanya Bani
meneteskan air mata. Dan sebagai sahabat juga saudara seperjuangan, melihat
keadaan ini kami sangat gembira dan mentertawakannya. Ironis, di dalam sebuah
angkot yang lumayan nyaman ada tiga anak remaja yang menari-nari dan tertawa
riang gembira diatas tangisan seorang playboy.
Sekitar lima jam perjalanan
akhirnya kami sampai di Kandangan. Jalu, senioran kami yang sedari tadi
bacotnya nggak henti-henti selama di angkot akhirnya diberi pelajaran oleh yang
Maha Kuasa. Diam-diam dia mengeluarkan isi perutnya, muntah disamping angkot.
Jam dua belas malam kami
mendatangi sekretariat panitia untuk registrasi ulang dan setelah itu kami
diinapkan di sebuah balai bahasa. Disana banyak peserta yang terlelap, namun
kami yang baru sampai malah nggak bisa tidur. Kami habiskan malam itu dengan
bermain kartu sambil bercanda, mengusik tidurnya para peserta lain yang
terlelap.
***
Karena
tidur yang kurang, keesokan harinya kami berjalan seperti zombie menuju
lapangan untuk upacara pembukaan. Acara ini dibuka oleh pemerintah setempat dan
diikuti oleh peserta dari kalangan yang berbeda-beda. Ada yang dari pramuka
seperti kami, para Tentara, Mapala, Slanker, Oi, Anak-anak punk, dan banyak
lagi.
lanjutkaan...
BalasHapusapa yang terjadi pas upacara pembukaan??
XD
tunggu sampai jenggotan
BalasHapuskelawasan menunggu sampai jenggotan, gak bakal tumbuh!
Hapuskumisan ajaa... kalo kumisan sudah pernah lihat kan *fotonya*? :P
kumisnya belom nyampe lantai
BalasHapusrambut kali, sampe lantai :P
Hapustampilan blognya kereeeeeeeen!
sesuatu yang baru dooong, kumis jaman sekarang
BalasHapustrend baru lah. oke, lakasi panjangkan kumis km zi sampe lantai :D
Hapusaku kan nggak ngikut trend. No Fashion!!
BalasHapushahaha... yaudah, coret kata-kata trendnya. panjangkan kumiiiis
Hapus