Bukan diary, hanya catatan sembarangan dari keseharian anak yang hyper aktif

Selasa, 24 Juli 2012

rockabye baby in this fuckin' night


                Oke. Sementara nunggu mood buat melanjutkan catatan mengenai petualangan ku selagi di SMA, aku  ingin menceritakan  tentang peristiwa yang satu ini. Orang-orang bilang sih hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 20. Memang, kalau aku liat di akte kelahiran, biodata, dan data-data diri yang ku miliki memang seharusnya hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 20.
                Entah apa yang ada di benakku. Yang  pasti aku sama sekali tidak merasa bahwa aku benar-benar telah dilahirkan di muka bumi ini. Aku merasa bahwa ada sebuah kejanggalan saat aku berada, bergerak, berjalan di bumi. Seperti sebuah boneka voodoo yang mengenakan  pakaian. Semacam ada sebuah  skenario yang mengharuskan aku seperti ini dan seolah ada seorang sutradara yang  mengatur  jalannya sebuah pertunjukkan drama teater.
                Kalian tau?? Kadang aku ingin dilahirkan sebagai Jimi Hendrix, Kurt Cobain, Brad Pit, ir. Soekarno, Jalaludin Ar Rumi, dan bahkan aku pernah berkhayal dilahirkan sebagai tokoh Aray pada sebuah novel yang ditulis oleh Andrea Hirata yang berjudul Sang Pemimpi. Mereka adalah sebagian tokoh yang memberikan ku inspirasi hidup. Namun, ada seorang tokoh fiksi yang benar-benar bisa menyedotku ke dalam kehidupannya. Adalah Makkah, seorang tokoh yang ada di novel Maestro. Kalian pernah membacanya??

                Di dalam novel itu, menceritakan bagaimana keseharian Makkah menjalani hidupnya  sebagai seorang aktor  teater dan juga sebagai vokalis sekaligus gitaris pada sebuah band yang bernama ABRAKADABRA. Persis seperti aku yang juga bergerak di bidang teater dan sebagai pengisi gitar, Cuma bedanya aku bukan vokalis seperti Makkah. Banyak yang menarik dari dalam diri Makkah, dan benar-benar mampu menarikku ke kehidupan dia. Semacam  buku sakti yang bisa merubah kehidupan seseorang apabila membacanya. Awalnya Makkah adalah seorang anak yang baik-baik, sebab dia juga berasal dari keluarga yang baik-baik. Namun setelah dia pergi ke Jogjakarta untuk meneruskan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi, disitulah kehidupan mulai berubah.
                Bermula saat dia menemukan sebuah catatan harian yang ditinggalkan oleh penghuni kamar sebelum dia yang tersimpan rapi di dalam sebuah peti bersama beberapa lembar foto seorang wanita cantik serta bedak yag sudah jamuran. Di dalam catatan harian ini banyak membahas mengenai seorang wanita yang bernama Strawberi, mungkin saja wanita yang ada di dalam foto inilah yang bernama Strawberi tersebut.
                Pendek cerita, karena ketenarannya di bidang teater Makkah dikontrak oleh sebuah organisasi yang bergerak di bidang teater untuk berkerja sama. Dia dikontrak untuk memerankan tokoh Cicu pada sebuah  naskah monolog yang berjudul “STRAWBERI”. Cicu adalah seorang yang sangat terobsesi dengan Kurt Cobain. Kalian pasti tau siapa itu Kurt Cobain?? Kalau kalian pernah membaca entri blog ini sebelumnya, disini ada sebuah artikel menyangkut Vokalis inspiratif yang satu ini.
                Makkah memang terkenal dengan totalitas dia dalam memerankan seorang tokoh. Bahkan dia sampai ingin mengubah genre band nya yang mulanya beraliran gothic menjadi grunge seperti musik-musiknya Nirvana. Namun karena teman-teman satu band yang lain menolak maka terjadilah perdebatan yang membuat band mereka bubar. Namun Makkah beruntung karena bertemu dengan teman-teman baru yang mendukungnya unuk memainkan musik-musik Nirvana. Padahal awalnya Makkah sangat membenci band yang satu ini, karena mereka juga memiliki nama yang sama dengan band Makkah yang terdahulu yaitu Abrakadabra.
                Semenjak dalam proyek pementasan ini hidup Makkah seratus persen berubah, kini dia bukan lagi Makkah. Tapi dia sekarang adalah Cicu yang bukan lagi menjadi Cicu , melainkan Cicu yang terobsesi oleh Kurt Cobain.
                Ah, terlalu panjang lebar aku menjelaskan  novel ini. Yang pasti, yang  ingin ku beritahu pada kalian. Bahwa aku adalah seorang yang terobsesi pada Makkah yang terobsesi pada Cicu yang terobsesi pada Kurt Cobain. Entah, apakah suatu  saat nanti ada seseorang yang terobsesi padaku dan ada lagi yang terobsesi oleh orang terobsesi padaku tersebut.
                Di hari yang kata orang adalah hari ulang tahunku yang ke 20 ini, aku mendapat sebuah perayaan semacam pesta kecil untuk merayakan hari jadi ku. Sebenarnya aku agak risih dengan kata “ulang tahun”, biar enak kita ganti sanja dengan “hari kebangkitan”. Aku mendapat kue hari kebangkitan dari seseorang. Dia tau, bahwa aku senang dengan band Nirvana dan pada kue hari kebangkitan itu dia bubuhkan hiasan Rockabye baby nya Nirvana.
                Takjub, ke napa ada seseorang yang mesti repot membuat ini itu untuk hari kebangkitan yang sama sekali tak hiraukan ini. Ya, aku terlahir dari keluarga yang tak mempeduliakan hal-hal yang  manja seperti ini. Dan aku bersyukur akan hal itu.
                Dan malam ini, tepat jam dua belas malam. Sebuah ritual yang menurut sanggat  nggak laki itu aku lakukan.
                Coba tebak!


                Benar, ritual yang ku maksud itu adalah “tiup lilin”. Tapi tak apalah sekali-sekali menyampingkan ego ku untuk selalu menghindari hal-hal semacam itu. Sekali-sekali ku nikmati sesuatu yang sangat jarang terjadi dalam  hidup ku. Ini memang kue hari kebangkitan kedua dalam  hidupku setelah beberapa tahun yang  lalu melakukan hal serupa untuk ku, namun ini adalah ritual tiup lilin yang pertama kali ku lakukan.
                Biasanya sebelum meniup lilin orang-orang pasti menyebutkan sebuah permohonan. Aneh. Tapi sekali lagi ku tekankan bahwa aku ingin sekali-sekali melakukan hal ini. Ku buat sebuah permohonan yang membuat dia sontak terkejut. Di antara dua puluh lilin yang berdiri dan menyala ku ucapkan permohonan yang  berbunyi “semoga lekas mati” dan kutiup semua lilin itu sampai padam.
                Mungkin dia ingin menanyakan kenapa permintaan itu yang aku inginkan, namun mungkin saja dia segan untuk menanyakannya. Biar ku jawab pada catatan ini saja maksud dari permohonan tersebut.
                “Aku ingin cepat mati dan dilahirkan kembali sebagai seseorang yang jelas.”
                “Diantara kemeresek radio dan tv hitam putih, seperti itulah aku memandang hidup.” (Makkah, Maestro)
“Untuk semua orang yang telah memanjatkan doanya di hari kebangkitan ini aku ucapkan terima kasih, semoga Tuhan selalu memberkati hidup kalian. God Bless you all!!”
“Dan untuk mu, terima kasih atas segala kerepotan untuk menyiapkan ini semua.”

Banjarmasin, in the night on July 2012
                    
                        P.O.W.O











 (percayalah, ini bukan aku!!)



2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. ... jadi itu maksud dari "pengen cepat mati"? lilinnya sisa 1 kemaren belum mati..

    sama-sama ;)

    BalasHapus

Mari kita berbagi dengan mengomentari postingan ini.. haha