Tiupkan
kecil-kecil angin dari bibirmu ke telingaku
Di
penghujung Zumadil Akhir ini aku terbangun dan memutuskan
Kembali
hidup sebagai makhluk yang menunjukkan kelemahan
Yang
mengharapkan hembusan kekuatan
Di
penghujung Zumadil Akhir ini aku kebingungan
Dengan puisi
dari seorang sahabat tentang keheningan
Bagaimana kah suara hening itu teman?
Di penghujung
Zumadil Akhir ini aku tenggelam
Akan dirimu
yang ku intip diam-diam
Aku
mengintip sebab aku takut berucap
Akan sebuah
kata yang mudah keluar dari bibir tabu sang penggombal
Namun ku
rasa lebih baik ketimbang hanya diam
Dan laksana
meneriakkan keheningan malam
Dalam hati
aku berujar
Bahwa dalam
keheningan sukma aku mendambamu wahai Putri Malam
Fauziannur Anshari
Banjarmasin, 21 April
2012
Untukmu yang ku intip
diam-diam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita berbagi dengan mengomentari postingan ini.. haha