Kamis,
16 maret 2012. Ku putar lagu-lagu yang menurutku bisa merangsangku untuk
mengingat-ingat kembali cerita masa lalu ku saat seragam putih abu-abu yang menemani
hari-hari ku pada saat masih duduk di bangku SMA. Cerita ini dimulai saat aku
dan seorang sahabat mengobrol via sms, dia adalah salah satu sahabat dari
sahabat lainnya yang memberiku semangat untuk menulis cerita ini.
Dreeeet,
dreeeeeet. One message received, “Semangat ya Wo nulisnya dan di tunggu,
hehehe”. Begitu ku baca langsung ku balas, “Oke broh tulung bantuannya ya untuk
mengingat kembali memori-memori kebodohan kita dulu, memang nggak ada yang
lebih bisa dibanggakan waktu kita sekolah dulu daripada perilaku konyol kita,
haha.” Send message.
Hari
itu kota Banjarmasin sedang diguyur hujan.
“Malu
aku malu pada semut merah, yang berbaris di dinding menatapku curiga, seakan
penuh tanya sedang apa di sini? Menanti pacar jawabku.” Lantunan lagu kisah
kasih di sekolahnya Alm. om Chrisye masih setia menemaniku untuk menulis cerita
ini. Lagu tersebut mengingatkan kisah pengalaman cintaku selama berada di
Aliyah atau satu tingkat dengan SMA. Teringat saat aku dipaksa teman-temanku
untuk mengatakan cinta kepada seorang gadis yaaaaaaang….. menurutku sangat
cantik, hehehehe. Waktu itu sehabis latihan pramuka aku langsung di cegat dan
dibawa ke sebuah tempat yang ditumbuhi banyak pohon ketapang dan disana ada
seorang wanita yang disekap, dia adalah gadis cantik yang ku maksud. Dengan
disaksikan oleh teman-teman yang sedari tadi tak mau melepaskan pegangan tangan
mereka karena takut aku kabur dan dengan disaksikan oleh ratusan semut merah
yang berlalu-lalang di batang pohon ketapang tersebut, aku merasakan panas dingin
di seluruh tubuhku. Aku merasa dihakimi saat itu.
Namun
karena saking groginya, mungkin hampir setengah jam aku tak berani juga
mengatakan satu patah kata pun. Sang gadispun diam-diam saat ku lirik juga tak
mampu menahan rasa groginya, ya Tuhaaaaaaan, wajahnya yang merah karena malu
terlihat makin cantik saja!!
Pendek
cerita, sidang di bawah pohon ketapang itupun tak menghasilkan apa-apa. Namun
sesampainya di rumah, entah kenapa rasa Maluku hilang dan digantikan oleh
keberanian seorang pria perkasa (Eits, lebay!!!). ku ambil ponsel yang baru
saja dibelikan ibu ku, dan ternayata pulsanya habis. Owh tidak!! Aku pun
buru-buru mengambil dompet dan naasnya lagi uang ku tak cukup untuk membeli
pulsa. Satu-satunya jurus penyelamatku adalah dengan memasang muka menyedihkan
dan menadahkan tangan kepada ibuku. Walaupun awalnya diomel-omelin selama
beberapa menit, namun akhirnya ibuku tetap ngasih uang untukku. Akupun segera
pergi ke ponsel terdekat.
Setelah
pulsa berhasil ku dapatkan, dengan tangan yang gemetaran ku coba mengklik
tombol bergambar telepon berwarna hijau, dan telponpun tersambung.
Tuuuuut..tuuuuuut.. lalu terdengar suara yang lembut dari seberang sana.
“Halooo,
Assalamu’alaikum???”. Kata suara tersebut.
“Iiiii.. iya, waalaikum salam”, sahutku sambil
gemetaran.
“Ada
apa ya Wo??”, sahutnya lagi.
“Eeeeh,
nnggak.. jadi gini, mengenai kejadian tadi sore di sekolah. Ngggggggggg…. Kamu
mau ngaak… ehm, kamu mau nggak jadi……..???????”, aku gugup.
“Mmmmmm,,,
jadi apa ya?? Jadi guling??? Hahhaha”
“Eh,
hahahahahaha.. iyaa jadi guling..”, aku jaim setengah mati. Dengan tangan yang
menggenggam erat pegangan di kursi aku mengatakan hal itu dengan sangat cepat
dan kurang jelas”. “Emmmu mau nggak jadi cccar ku??”, karena saking gugupnya.
“Owwwwh,
itu?? Iya deh aku mau.” Jawabnya.
Arrrrrgh!!!
Cuma itu saja jawabannya?? Dan acara katakan cinta yang konyol itu pun
berlangsung singkat, dan kami jadian, pacaran. Benar-benar tak sepadan dengan
penderitaanku yang memendam rasa sejak sekian lama. Ku kira akan terjadi
kejadian yang sangat romantis kayak di sinetron-sinetron. saat cowok
ganteng sama cewek yang sedang keluar
dari perpustakaan dan membawa tumpukan buku bertabrakan dan membuat buku-buku
itu berceceran. Dengan gerakan slow motion terjadilah adegan tak disengaja ala sinetron, saat sang cowok
membantu cewek untuk mengumpulkan buku-bukunya, tak sengaja tangan si cowok
memegang tangan sang cewek. Rasa cinta pun tiba-tiba muncul dengan diiringi
lambayan rambut sang cewek. Yah, walaupun itu tak terjadi pada kisah percintaanku
tapi setidaknya cewek yang aku suka ternyata mau jadi pacarku.
Semenjak
saat itu akupun merasa lebih semangat lagi turun ke sekolah, aku merasakan
hari-hariku lebih berwarna dengan adanya seorang gadis yang selalu menemani.
Wakaupun itu Cuma sekedar cinta monyet-monyetan.
***
Bicara
masalah kenangan waktu SMA, aku dan teman-temanku juga pernah mengikuti lomba
mewakili sekolah lho! Salah satunya waktu kami dipercayakan menjadi tim yel-yel untuk tim basket sekolah
kami, kebetulan untuk tim yel-yelnya juga dilombakan. Saat itu kami
dipercayakan untuk lomba tersebut karena guru-guru tahu bahwa bakat kami yang memang
terkenal tidak punya malu bisa diandalkan untuk menjadi tim yel-yel. Kami yang
merasa mendapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuan kami untuk mengharumkan
nama baik sekolah sangat bersemangat. Maka kami kumpulkanlah personil yang bisa
kami ajak untuk tampil gila-gilaan saat pertandingan nanti. Setelah semua murid
yang kami anggap berpotensi untuk mempermalukan dirinya terkumpul, kami bikinlah
yel-yel dengan aransemen yang dibikin unik dan koreografi yang sangat tak
senonoh. Kami mengusut tema pellacusi saat itu, pellacusi adalah singkatan dari
acapella dan perkusi, konsep yang sebelumnya tak pernah ada di belahan dunia
manapun.
Sore
itu disela-sela kesibukan latihan kami kedatangan seorang wartawan dari sebuah
Koran untuk meliput tim kami. Dia terkejut karena yang dijumpainya bukanlah
para gadis dancer yang cantik dan seksi, melainkan para anak laki-laki dekil
yang lebih mirip dengan para monyet yang kehilangan jati diri.
Beberapa
pertanyaan pun diajukan, mulai dari sejak tahun berapa tim ini didirikan,
seberapa lama persiapan untuk lomba pertandingan ini, dan banyak lagi. Semua
pertanyaan kami jawab seadanya dan apa adanya. Sampai ada satu pertanyaan yang
membuat kami tak siap untuk menjawabnya. Wartawan itu menanyakan siapa leader
dalam tim kami. Kami serentak saja menyebutkan Surbani sebagai leader dalam tim
ini, karena Surbani lah yang disinyalir memperoleh rangking tertinggi dengan
tingkat keabnormalan yang paling parah diantara kami.
Keesokkan
harinya sekolah kami digemparkan oleh berita yang dimuat sebuah Koran. Kami
langsung mencari tahu berita apa kah yang membuat sekolah kami geger.
Prasangkaku pribadi sih mengira itu pasti berita tentang sesosok penampakkan
yang ada di Banjarmasin.
Ternyata
itu berita yang lebih menakutkan dari berita sesosok penampakkan. Itu adalah
berita tentang kami sendiri yang kemarin telah diwawancarai. Begitu cepatnya
berita yang lebih pantas disebut aib itu diedarkan. Terpampang foto kami dengan
wajah konyol dalam ukuran besar di Koran tersebut. Untuk lebih jelasnya bisa
lihat foto di bawah ini.
(Ni foto diambil dari koran Radar Banjarmasin (lupa tanggalnya))
Setelah
berita tentang kami yang masuk Koran itu diketahui oleh orang banyak, dukungan
untuk tim kami pun semakin banyak pula. Namun walau begitu, ejekan-ejekan pun
juga kami dapatkan karena berita itu. Tapi tak apalah, kami ambil sisi
positifnya saja dan kami makin semangat untuk latihan.
Hingga
hari pertandingan pun tiba. Kami pastikan kalau semua personil tim yel-yel ini
dalam keadaan sehat jasmani mau rohaninya. Semua perlengkapan perang sudah kami
siapkan, dan kami pun berangkat ke tempat pertandingan.
Sesampainya
disana kami pun langsung menuju ruang ganti untuk berdan-dan. Kami buat
dan-danan kami seperti Kuburan Band yang waktu itu sedang trend-trendnya dengan
lagu tua-tua klabing. Karena dan-danan kami yang lebih mirip hantu itu, ada
beberapa cheerleaders yang ketakutan. Karena wajah kami yang aslinya memang
menakutkan ditambah lagi dan-danan seperti itu, maka tak heran kalau
orang-orang banyak mengira kami hantu sungguhan.
Hinga
tiba saatnya untuk kami beraksi di lapangan basket. Hari itu dengan disaksikan
ratusan penonton kami menunjukkan hasil kerja keras kami selama latihan. Semua
berjalan sesuai dengan konsep, ada yang memainkan musik, yang bagian nyanyi,
sampai yang bagian salto-salto. Kami lebih terlihat seperti hewan sirkus yang
dipecat dari klub sirkus.
Ditengah
pertandingan, kami selalu memberikan semangat buat tim basket sekolah kami.
Kedudukan sementara ini sekolah lawan yang memimpin, 3-0. Kami terus memberi
support pada tim basket kami agar lebih semangat lagi, yah walaupun diantara
kami tak ada satupun yang ngerti tentang basket. Sampai pada saat ketika
kedudukan menjadi 20-02, sekolah lawan dengan nilai 20, dan sekolah kami dengan
nilai 02. Kami semua patah semangat, dan berpaling dari jalannya pertandingan.
Apa
yang kami lakukan selanjutnya??
Kami
tak menghiraukan pertandingan lagi dan berpaling kearah cewek-cewek dancer yang
cantik. Kami ngobrol, bercanda, sampai kami pun lupa dengan saudara-saudara
kami yang berjuang bersimbah darah untuk membela tim basket sekolah. Sampai
akhirnya tim basket sekolah kami kalah bertanding. Begitu pula dengan tim
yel-yel yang kami dirikan, juga tak mampu meraih prestasi apapun. Mungkin
itulah hukuman buat tim yel-yel yang sudah makan gajih buta.
Dan
keesokkan harrinya lagi, sekolah kembali geger dengan foto kami yang terpampang
di Koran yang sama, mohon maaf untuk foto yang ini tak bisa dilampirkan karena
telah sobek sewaktu kami berebut untuk melihatnya. Kali ini foto kami diberi
judul “kuburan miring”, mungkin karena kelakuan kami saat pertandingan miring
semua.
Inilah segelintir petualanganku bersama para sahabat
yang senasib dan sependeritaan. Tak ada kata duka hanya bahagia yang selalu
terhias dari tawa kami sehari-hari. Kenapa tak ada duka? Karena kalau ada salah
satu dari kami yang sedang bersedih itu bukan malah dikasihani atau diringankan
bebannya, melainkan akan ditertawakan dan jadi bahan ejekan diantara kami.
Makanya selalu pasang wajah bahagia walau hati sedang duka, hehee.
***
Pesan
moral : “Teruslah beri warna-warna indah untuk hidupmu karena semua warna itu
diciptakan untuk keindahan, lakukan lah apa yang ingin kamu lakukan, mulailah
dari hal yang terkecil, termudah, dan sekarang.”
Banjarmasin,
16 Maret 2012
sumpaaaaaah..
BalasHapusmenginspirasi banget zii..
jadi pengen nulis juga nah... *ngobrak abrik buku harian*
jangan malu untuk mencoba, mari kita coba dari yang terkecil, terdekat, termudah, dan sekarang! hhe
BalasHapusgak malu kok, cuma males *eh*...iyaa, itu udah mulai nulis juga kok..
BalasHapusbagus bagsus bagus
BalasHapus