Bukan diary, hanya catatan sembarangan dari keseharian anak yang hyper aktif

Rabu, 30 Mei 2012

Cerita Para Siswa Kelas Buangan


Kamis, 16 maret 2012. Ku putar lagu-lagu yang menurutku bisa merangsangku untuk mengingat-ingat kembali cerita masa lalu ku saat seragam putih abu-abu yang menemani hari-hari ku pada saat masih duduk di bangku SMA. Cerita ini dimulai saat aku dan seorang sahabat mengobrol via sms, dia adalah salah satu sahabat dari sahabat lainnya yang memberiku semangat untuk menulis cerita ini.
Dreeeet, dreeeeeet. One message received, “Semangat ya Wo nulisnya dan di tunggu, hehehe”. Begitu ku baca langsung ku balas, “Oke broh tulung bantuannya ya untuk mengingat kembali memori-memori kebodohan kita dulu, memang nggak ada yang lebih bisa dibanggakan waktu kita sekolah dulu daripada perilaku konyol kita, haha.” Send message.
Hari itu kota Banjarmasin sedang diguyur hujan.
“Malu aku malu pada semut merah, yang berbaris di dinding menatapku curiga, seakan penuh tanya sedang apa di sini? Menanti pacar jawabku.” Lantunan lagu kisah kasih di sekolahnya Alm. om Chrisye masih setia menemaniku untuk menulis cerita ini. Lagu tersebut mengingatkan kisah pengalaman cintaku selama berada di Aliyah atau satu tingkat dengan SMA. Teringat saat aku dipaksa teman-temanku untuk mengatakan cinta kepada seorang gadis yaaaaaaang….. menurutku sangat cantik, hehehehe. Waktu itu sehabis latihan pramuka aku langsung di cegat dan dibawa ke sebuah tempat yang ditumbuhi banyak pohon ketapang dan disana ada seorang wanita yang disekap, dia adalah gadis cantik yang ku maksud. Dengan disaksikan oleh teman-teman yang sedari tadi tak mau melepaskan pegangan tangan mereka karena takut aku kabur dan dengan disaksikan oleh ratusan semut merah yang berlalu-lalang di batang pohon ketapang tersebut, aku merasakan panas dingin di seluruh tubuhku. Aku merasa dihakimi saat itu.
Namun karena saking groginya, mungkin hampir setengah jam aku tak berani juga mengatakan satu patah kata pun. Sang gadispun diam-diam saat ku lirik juga tak mampu menahan rasa groginya, ya Tuhaaaaaaan, wajahnya yang merah karena malu terlihat makin cantik saja!!
Pendek cerita, sidang di bawah pohon ketapang itupun tak menghasilkan apa-apa. Namun sesampainya di rumah, entah kenapa rasa Maluku hilang dan digantikan oleh keberanian seorang pria perkasa (Eits, lebay!!!). ku ambil ponsel yang baru saja dibelikan ibu ku, dan ternayata pulsanya habis. Owh tidak!! Aku pun buru-buru mengambil dompet dan naasnya lagi uang ku tak cukup untuk membeli pulsa. Satu-satunya jurus penyelamatku adalah dengan memasang muka menyedihkan dan menadahkan tangan kepada ibuku. Walaupun awalnya diomel-omelin selama beberapa menit, namun akhirnya ibuku tetap ngasih uang untukku. Akupun segera pergi ke ponsel terdekat.
Setelah pulsa berhasil ku dapatkan, dengan tangan yang gemetaran ku coba mengklik tombol bergambar telepon berwarna hijau, dan telponpun tersambung. Tuuuuut..tuuuuuut.. lalu terdengar suara yang lembut dari seberang sana.
“Halooo, Assalamu’alaikum???”. Kata suara tersebut.
 “Iiiii.. iya, waalaikum salam”, sahutku sambil gemetaran.
“Ada apa ya Wo??”, sahutnya lagi.
“Eeeeh, nnggak.. jadi gini, mengenai kejadian tadi sore di sekolah. Ngggggggggg…. Kamu mau ngaak… ehm, kamu mau nggak jadi……..???????”, aku gugup.
“Mmmmmm,,, jadi apa ya?? Jadi guling??? Hahhaha”
“Eh, hahahahahaha.. iyaa jadi guling..”, aku jaim setengah mati. Dengan tangan yang menggenggam erat pegangan di kursi aku mengatakan hal itu dengan sangat cepat dan kurang jelas”. “Emmmu mau nggak jadi cccar ku??”, karena saking gugupnya.
“Owwwwh, itu?? Iya deh aku mau.” Jawabnya.
Arrrrrgh!!! Cuma itu saja jawabannya?? Dan acara katakan cinta yang konyol itu pun berlangsung singkat, dan kami jadian, pacaran. Benar-benar tak sepadan dengan penderitaanku yang memendam rasa sejak sekian lama. Ku kira akan terjadi kejadian yang sangat romantis kayak di sinetron-sinetron. saat cowok ganteng  sama cewek yang sedang keluar dari perpustakaan dan membawa tumpukan buku bertabrakan dan membuat buku-buku itu berceceran. Dengan gerakan slow motion terjadilah adegan  tak disengaja ala sinetron, saat sang cowok membantu cewek untuk mengumpulkan buku-bukunya, tak sengaja tangan si cowok memegang tangan sang cewek. Rasa cinta pun tiba-tiba muncul dengan diiringi lambayan rambut sang cewek. Yah, walaupun itu tak terjadi pada kisah percintaanku tapi setidaknya cewek yang aku suka ternyata mau jadi pacarku.
Semenjak saat itu akupun merasa lebih semangat lagi turun ke sekolah, aku merasakan hari-hariku lebih berwarna dengan adanya seorang gadis yang selalu menemani. Wakaupun itu Cuma sekedar cinta monyet-monyetan.
***

Bicara masalah kenangan waktu SMA, aku dan teman-temanku juga pernah mengikuti lomba mewakili sekolah lho! Salah satunya waktu kami dipercayakan  menjadi tim yel-yel untuk tim basket sekolah kami, kebetulan untuk tim yel-yelnya juga dilombakan. Saat itu kami dipercayakan untuk lomba tersebut karena guru-guru tahu bahwa bakat kami yang memang terkenal tidak punya malu bisa diandalkan untuk menjadi tim yel-yel. Kami yang merasa mendapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuan kami untuk mengharumkan nama baik sekolah sangat bersemangat. Maka kami kumpulkanlah personil yang bisa kami ajak untuk tampil gila-gilaan saat pertandingan nanti. Setelah semua murid yang kami anggap berpotensi untuk mempermalukan dirinya terkumpul, kami bikinlah yel-yel dengan aransemen yang dibikin unik dan koreografi yang sangat tak senonoh. Kami mengusut tema pellacusi saat itu, pellacusi adalah singkatan dari acapella dan perkusi, konsep yang sebelumnya tak pernah ada di belahan dunia manapun.
Sore itu disela-sela kesibukan latihan kami kedatangan seorang wartawan dari sebuah Koran untuk meliput tim kami. Dia terkejut karena yang dijumpainya bukanlah para gadis dancer yang cantik dan seksi, melainkan para anak laki-laki dekil yang lebih mirip dengan para monyet yang kehilangan jati diri.
Beberapa pertanyaan pun diajukan, mulai dari sejak tahun berapa tim ini didirikan, seberapa lama persiapan untuk lomba pertandingan ini, dan banyak lagi. Semua pertanyaan kami jawab seadanya dan apa adanya. Sampai ada satu pertanyaan yang membuat kami tak siap untuk menjawabnya. Wartawan itu menanyakan siapa leader dalam tim kami. Kami serentak saja menyebutkan Surbani sebagai leader dalam tim ini, karena Surbani lah yang disinyalir memperoleh rangking tertinggi dengan tingkat keabnormalan yang paling parah diantara kami.
Keesokkan harinya sekolah kami digemparkan oleh berita yang dimuat sebuah Koran. Kami langsung mencari tahu berita apa kah yang membuat sekolah kami geger. Prasangkaku pribadi sih mengira itu pasti berita tentang sesosok penampakkan yang ada di Banjarmasin.
Ternyata itu berita yang lebih menakutkan dari berita sesosok penampakkan. Itu adalah berita tentang kami sendiri yang kemarin telah diwawancarai. Begitu cepatnya berita yang lebih pantas disebut aib itu diedarkan. Terpampang foto kami dengan wajah konyol dalam ukuran besar di Koran tersebut. Untuk lebih jelasnya bisa lihat foto di bawah ini.
(Ni foto diambil dari koran Radar Banjarmasin (lupa tanggalnya))

Setelah berita tentang kami yang masuk Koran itu diketahui oleh orang banyak, dukungan untuk tim kami pun semakin banyak pula. Namun walau begitu, ejekan-ejekan pun juga kami dapatkan karena berita itu. Tapi tak apalah, kami ambil sisi positifnya saja dan kami makin semangat untuk latihan.
Hingga hari pertandingan pun tiba. Kami pastikan kalau semua personil tim yel-yel ini dalam keadaan sehat jasmani mau rohaninya. Semua perlengkapan perang sudah kami siapkan, dan kami pun berangkat ke tempat pertandingan.
Sesampainya disana kami pun langsung menuju ruang ganti untuk berdan-dan. Kami buat dan-danan kami seperti Kuburan Band yang waktu itu sedang trend-trendnya dengan lagu tua-tua klabing. Karena dan-danan kami yang lebih mirip hantu itu, ada beberapa cheerleaders yang ketakutan. Karena wajah kami yang aslinya memang menakutkan ditambah lagi dan-danan seperti itu, maka tak heran kalau orang-orang banyak mengira kami hantu sungguhan.
Hinga tiba saatnya untuk kami beraksi di lapangan basket. Hari itu dengan disaksikan ratusan penonton kami menunjukkan hasil kerja keras kami selama latihan. Semua berjalan sesuai dengan konsep, ada yang memainkan musik, yang bagian nyanyi, sampai yang bagian salto-salto. Kami lebih terlihat seperti hewan sirkus yang dipecat dari klub sirkus.
Ditengah pertandingan, kami selalu memberikan semangat buat tim basket sekolah kami. Kedudukan sementara ini sekolah lawan yang memimpin, 3-0. Kami terus memberi support pada tim basket kami agar lebih semangat lagi, yah walaupun diantara kami tak ada satupun yang ngerti tentang basket. Sampai pada saat ketika kedudukan menjadi 20-02, sekolah lawan dengan nilai 20, dan sekolah kami dengan nilai 02. Kami semua patah semangat, dan berpaling dari jalannya pertandingan.
Apa yang kami lakukan selanjutnya??
Kami tak menghiraukan pertandingan lagi dan berpaling kearah cewek-cewek dancer yang cantik. Kami ngobrol, bercanda, sampai kami pun lupa dengan saudara-saudara kami yang berjuang bersimbah darah untuk membela tim basket sekolah. Sampai akhirnya tim basket sekolah kami kalah bertanding. Begitu pula dengan tim yel-yel yang kami dirikan, juga tak mampu meraih prestasi apapun. Mungkin itulah hukuman buat tim yel-yel yang sudah makan gajih buta.
Dan keesokkan harrinya lagi, sekolah kembali geger dengan foto kami yang terpampang di Koran yang sama, mohon maaf untuk foto yang ini tak bisa dilampirkan karena telah sobek sewaktu kami berebut untuk melihatnya. Kali ini foto kami diberi judul “kuburan miring”, mungkin karena kelakuan kami saat pertandingan miring semua.
Inilah segelintir petualanganku bersama para sahabat yang senasib dan sependeritaan. Tak ada kata duka hanya bahagia yang selalu terhias dari tawa kami sehari-hari. Kenapa tak ada duka? Karena kalau ada salah satu dari kami yang sedang bersedih itu bukan malah dikasihani atau diringankan bebannya, melainkan akan ditertawakan dan jadi bahan ejekan diantara kami. Makanya selalu pasang wajah bahagia walau hati sedang duka, hehee.
                                                                         ***

Pesan moral : “Teruslah beri warna-warna indah untuk hidupmu karena semua warna itu diciptakan untuk keindahan, lakukan lah apa yang ingin kamu lakukan, mulailah dari hal yang terkecil, termudah, dan sekarang.”
                
Banjarmasin, 16 Maret 2012 




4 komentar:

  1. sumpaaaaaah..
    menginspirasi banget zii..
    jadi pengen nulis juga nah... *ngobrak abrik buku harian*

    BalasHapus
  2. jangan malu untuk mencoba, mari kita coba dari yang terkecil, terdekat, termudah, dan sekarang! hhe

    BalasHapus
  3. gak malu kok, cuma males *eh*...iyaa, itu udah mulai nulis juga kok..

    BalasHapus

Mari kita berbagi dengan mengomentari postingan ini.. haha